Sunday, November 22, 2009

siklus hidrologi

Siklus Hidrologi

Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan hujan gerimis atau kabut.

Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:

  • Evaporasi / Trasnpirasi
  • Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah
  • Air Permukaan

Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.

Siklus Hidrologi
Siklus Hidrologi

Akibat panas yang bersumber pada matahari, maka terjadilah:

1. Evaporasi yaitu penguapan pada permukaan air terbuka dan permukaan tanah.

2. Transpirasi yaitu penguapan dari permukaan tanaman.

Uap air hasil penguapan ini pada ketinggian tertentu akan menjadi awan, kemudian beberapa sebab awan akan berkondensasi menjadi presipitasi (presipitasi = yang diendapkan atau dijatuhkan), bisa dalam bentuk salju, hujan es, hujan, dan embun. Air hujan yang jatuh kadang-kadang tertahan oleh tajuk (ujung-ujung daun), oleh daunnya sendiri atau oleh bangunan dan sebagainya. Hal ini diberi istilah intersepsi. Besarnya intersepsi pada tanaman, tergantung dari jenis tanaman, tingkat pertumbuhan, tetapi biasanya berkisar 1 mm pada hujan-hujan pertama. Kemudian sekitar 20% pada hujan-hujan berikutnya.

Siklus Hidrologi
Siklus Hidrologi
Air hujan yang mencapai tanah, sebagian berinfiltrasi (menembus permukaan tanah), sebagian lagi menjadi aliran air di atas permukaan (over land flow) kemudian terkumpul pada saluran. Aliran air ini disebut surface run off.

Hasil infiltrasi sebagian besar menjadi aliran air bawah permukaan (interflow/sub surface flow/through flow). Dan sebagian lagi akan mebasahi tanah. Air yang menjadi bagian dari tanah dan berada dalam pori-pori tanah disebut water soil.


Apabila kapasitas kebasahan tanah/soil moisture ini terlampaui, maka kelebihan airnya akan berperkolasi (mengalir vertical) mencapai air tanah. Aliran air tanah (ground water flow) akan menjadi sesuai dengan hukum-hukum fisika. Air yang mengalir itu pada suatu situasi dan kondisi tertentu akan mencapai danau, sungai, laut menjadi depression storage (simpanan air yang disebabkan oleh kubangan/ cekungan), saluran dan sebagainya, mencari tempat lebih rendah.


Proses siklus hidrologi alam tiga cara yang berbeda yaitu :

Evaporasi
Evaporasi
  • Evaporasi/Transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dan sebagainya. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es. Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energi untuk melepaskan ikatan molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfir. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling penting juga berasal dari tranpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses semuanya itu disebut Evapotranspirasi.


Infiltrasi Air
Infiltrasi Air
  • Infiltrasi/Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.


  • Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.
Jumlah air di bumi
Jumlah air di bumi
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.

Wednesday, October 7, 2009

tugas dasar-dasar ilmu tanah

  • METODE PENENTUAN UMUR

Umur Relatif

· Prinsip kesejajaran atau superposisi: dalam kondisi normal, lapisan yang berada di bawah lebih tua daripada lapisan di atasnya. Pada gambar di bawah, lapisan yang paling tua ialah lapisan berwarna putih yang terletak paling bawah (gambar kiri) sedangkan pada gambar kanan, lapisan tertua ialah lapisan berwarna hijau muda yang terletak di sebelah kanan bawah (pada hanging wall sesar).new-picture-9

· Prinsip potong memotong: lapisan yang dipotong lebih tua daripada yang memotongnya. Sesuatu yang memotong lapisan dapat berupa lapisan batuan lain (dike, batolit, dll) atau berupa bidang diskontinuitas (sesar, rekahan, dll). Pada gambar di atas, dike (kiri) dan sesar naik (kanan) lebih muda daripada lapisan yang dipotongnya.

· Prinsip kesebandingan: membandingkan bentuk atau teksturnya seperti sutura fosil yang bersifat sederhana (muda) atau kompleks (tua).

· Prinsip kesejajaran fosil: mengkorelasikan lapisan-lapisan yang mengandung fosil. Lapisan yang fosilnya sejenis berarti memiliki rentang umur yang sama.

Umur Absolut

· Metode menghitung

new-picture-10Dendrokronologi: menghitung lingkaran tahunan suatu fosil kayu serta membandingkannya dengan lingkaran tahunan pada pohon yang masih hidup (lihat gambar di samping). Metode ini digunakan untuk menentukan umur absolut serta kondisi iklim dan lingkungan purba. Metode ini juga dapat menentukan tahun pembentukan tiap lingkar, meneliti peristiwa lingkungan dan/atau manusia yang telah lalu, dan crossdated sampel yang overlap dalam waktu seperti pada gambar di bawah.new-picture-8

· Metode isotop

§ Radiokarbon atau C-14: waktu paruh yang digunakan ialah 5730 tahun dan diukur pada material organik dengan kisaran 0-35.000 tahun (dengan metode AMS dapat mencapai 50-70 ribu tahun). Sangat berguna dalam studi arkeologis. Kelemahan metode ini ialah: 1.) sampelnya harus mengandung material organik; 2.) untuk sampel arkeologis dibutuhkan ukuran yang besar; 3.) sampel dan lokasi pengambilannya harus benar-benar terhindar dari kontaminasi karbon di atmosfer; 4.) tidak terlalu akurat pada endapan yang relatif baru karena memiliki keterbatasan atas dan bawah yang signifikan akibat tingkat peluruhannya yang logaritmik.

§ Metode Potassium-Argon (K-Ar): mengukur akumulasi Argon pada substansi yang berasal dari dekomposisi Potassium. Prinsip kerjanya secara umum sama dengan metode radiokarbon, tetapi metode ini hanya sesuai untuk batuan beku vulkanik yang masih segar.

§ Kosmogenik: metode ini dapat mengukur umur erosional dan umur material tersebut tersingkap. Unsur yang digunakan ialah Cl-36, Be-10, He-3, Al-26.

§ Uranium Series Disequilibrium:

o Peluruhan Uranium-Helium sangat cocok untuk fosil yang mengandung aragonit (koral, Moluska) selama tidak mengalami perubahan atau rekristalisasi.

o Peluruhan Uranium-Thorium efektif digunakan pada sedimen laut, tulang, kayu, koral, batu dan tanah dan waktu paruhnya 75.830 tahun. Kelebihan metode ini ialah ukuran sampel yang dibutuhkan tidak besar, yaitu kurang dari 20 gram bahkan untuk tulang hanya diperlukan 3-5 gram. Kekurangannya ialah sampel yang diambil tidak boleh mengandung Thorium dan harus segera ditutup sehingga tidak dapat mengambil banyak sampel. Hal ini dapat dilakukan dalam gua, dalam air dan area terbuka.

§ Metode Pb-210: waktu paruhnya ialah 22,3 tahun sehingga berguna dalam kisaran umur 150-200 tahun. Metode ini dapat diaplikasikan untuk mengukur umur hujan salju, sedimen muda, ikan dan angka historis pencemar lingkungan (logam).

· Pembongkaran Radiasi

§ Metode fission track: metode ini diterapkan pada batuan vulkanik dan tefra, diamati pada mineral zirkon, titanit, apatit dan gelas. Dapat digunakan untuk material sangat muda (dengan kandungan U tinggi) dan material sangat tua (dengan kandungan U rendah) di darat maupun di laut. Terdapat dua jenis jejak peluruhan, yaitu spontaneous dan induced yang melibatkan 2 isotop, U-238 dan U-235. Jejak peluruhan (spontaneous maupun induced) pada sampel yang hendak diamati mula-mula diperbesar dengan pengetsaan dalam asam sehingga dapat terlihat oleh mikroskop cahaya seperti gambar di bawah. Kemudian, melalui mikroskop jejak tersebut dihitung atau dicatat kepadatannya di suatu area. Jumlah jejak per area unit adalah fungsi dari umur dan konsentrasi Uranium.new-picture-11

§ Metode luminescence: teknik ini mengukur umur pengendapan untuk endapan Kuarter yang didasarkan pada kenampakan kerapatan butiran sedimen tersebut. Prinsip pengukurannya ialah mengukur rekaman radiasi ionisasi matahari terhadap butiran mineral dalam sedimen selama erosi dan transportasi. Jadi, luminescence menandakan peristiwa pengendapan.

§ Metode resonansi perputaran elektron (ESR): prinsip metode ini didasarkan pada fakta bahwa radiasi menyebabkan elektron berpindah dari posisi atom normalnya dan terperangkap pada kisi dari mineral. Keunggulan metode ini ialah sampelnya yang tidak dihancurkan sehingga dapat di dating lebih dari satu kali. Metode ini dapat digunakan untuk mengukur umur material organik yang kaya akan kalsium seperti koral, tulang, moluska, dan cangkang telur. Selain itu juga dapat mengukur umur material anorganik seperti batugamping, kuarsa dan batu api.

”Hybridized” Technique

· Teknik Korelasi. Teknik ini tidak menghasilkan angka umur, tetapi jika dikombinasikan dengan metode lain, maka akan menghasilkan pengukuran yang lebih akurat.

o Paleomagnetik: metode ini perlu dikombinasikan dengan metode lain agar lebih akurat dalam menentukan umur dari sedimen Kuarter, batuan dan fosil. Sampel dapat diperoleh dari pemboran dengan diameter 2,5 cm dan panjangnya 6-12 cm atau dari blok sampel yang diketahui dip dan azimuthnya. Sebelum ditentukan umurnya, sampel tersebut dihangatkan lebih dahulu dengan lebih dulu dicocokkan dengan arah kutub magnet saat ini agar orientasi medan magnetnya seragam (lihat gambar di bawah).new-picture-12


Paleomagnetik terbagi menjadi dua, yaitu kutub normal dan pembalikkan kutub. Kutub normal ialah posisi kutub magnetik bumi yang sesuai dengan posisinya saat ini sedangkan pembalikkan kutub yang terjadi secara periodik selama sejarah Bumi ialah posisi kutub magnetik bumi yang berlawanan atau berbeda dengan posisinya saat ini. Hal tersebut menyebabkan deklinasi magnetik terhadap kutub geografis bumi yang diperlukan dalam penggunaan kompas untuk orientasi. Untuk kutub normal, arah kompas menunjuk ke arah utara dan selatan dan arah orientasi magnetik dari batuan pun berarah utara selatan. Namun, untuk pembalikan kutub arah kompasnya akan mempunyai deklinasi dan inklinasi yang besar terhadap arah kutub magnetik saat ini. Metode ini dapat mengukur hingga sekitar 10.000 tahun.

o Tefrakronologi: metode ini mengukur unsur jejak (trace element) pada lapisan abu vulkanik untuk menentukan sumbernya.

· Kimia dan Biologi

o Aminostratigrafi: penentuan umur dari rantai asam amino.

o Hidrasi Obsidian: penentuan umur dari kemampuan obsidian menyerap air atau uap air dari atmosfer. Penyerapan uap ini dipengaruhi oleh ketebalan kulit hidrasi obsidian (variabel terikat) yang meliputi waktu, geokimia, iklim, kandungan kimiawi tanah, dan Tempertur Hidrasi Efektif (EHT). Geoarkeologis menggunakan determinasi hidrasi obsidian untuk menentukan kedalaman waktu.

o Lichenometri: penentuan umur dari jamur.


  • UMUR GEOLOGI

Umur geologi merupakan skala umur yang menunjukkan jaman-jaman yang telah berlangsung sejak bumi terbentuk hingga kehidupan saat ini. skala waktu yang digunakan disebut skala waktu geologi yang bagannya dapat dilihat pada gambar berikut:

Contoh skala waktu geologi Amerika Utara

new-picture

Contoh skala waktu geologi Amerika Utara

Masing-masing dari jaman pada skala waktu geologi tersebut memiliki fosil penciri yang disebut fosil index. Ciri-ciri dari fosil index tersebut ialah:

· Memiliki rentang hidup yang panjang

· Penyebarannya luas

· Tidak memiliki periode hidup yang khusus. Jadi, dapat hidup dalam iklim dan cuaca apapun dalam satu jaman.

Fosil index tiap jaman, jumlahnya bisa lebih dari satu. Misalnya saja jaman Cretaceous atau Kapur yang memiliki fosil index Inoceramus sp. dan Coeloptychium rude.

Penentuan Umur

Umur geologi terbagi menjadi 2, yaitu umur relatif dan umur absolut. Umur relatif ialah umur yang ditentukan berdasarkan posisi batuan atau fosil relatif terhadap posisi batuan atau fosil di sekitarnya. Dengan kata lain, umur relatif tidak menunjukkan angka, tetapi pernyataan bahwa tentang mana yang lebih tua dan mana yang lebih muda berdasarkan proses pembentukannya. Umur absolut ialah umur yang ditunjukkan dengan suatu angka yang diperoleh dari pengukuran radioaktif. Jadi, umur absolut ini langsung menunjukkan angka umurnya sehingga dapat diketahui pada jaman apa batuan tersebut terbentuk.

Material yang dapat diukur antara lain ialah sedimen, fosil, batuan beku, benda arkeologi dan tumbuhan seperti yang terdapat pada gambar berikut:

new-picture-12new-picture-25new-picture-33

Contoh material yang dapat diukur umurnya. Fosil tumbuhan (kiri), sedimen (tengah) dan benda arkeologi (kanan).

Tiap material tersebut dapat diukur umur relatif maupun umur absolutnya, tergantung pada keperluan penelitian yang dilakukan. Untuk mengetahui urutan proses pembentukannya, lebih efisien menggunakan umur relatif. Tetapi, jika ingin mengetahui kapan material tersebut terbentuk, lebih efektif menggunakan umur absolut.

Penentuan umur relatif dapat ditentukan melalui prinsip superposisi, fosil suksesi, potong memotong, dan prinsip kesebandingan.

Prinsip superposisi menjelaskan bahwa lapisan batuan yang berada di bawah, dalam kondisi normal (tidak terdeformasi) lebih tua daripada lapisan di atasnya. Fosil suksesi merupakan analisa kesejajaran fosil atau disebut juga biostratigrafi. Berdasarkan prinsip ini, lapisan yang mengandung fosil yang sejenis, memiliki rentang umur yang sama. Dalam Prinsip potong memotong, lapisan yang memotong lebih tua daripada lapisan yang dipotongnya. Lalu, prinsip kesebandingan ialah membandingkan bentuk, misalnya fosil yang memiliki sutura sederhana lebih tua daripada fosil yang suturanya lebih kompleks.

Untuk menentukan umur absolut, terdapat dua metode, yaitu:

· Metode menghitung, contohnya ialah menghitung lingkaran tahunan, jumlah endapan atau sutura fosil, dan sclerochronology (menghitung lapisan dari pertumbuhan organisme seperti koral, kerang-kerangan, atau kayu yang membatu).

· Metode isotop, misalnya ialah radiokarbon atau C-14, kosmogenik (Cl-36, Be-10, He-3, Al-26), atau Uranium series disequilibrium. Khusus untuk daun, metode yang cocok ialah radiokarbon karena metode yang lain kesalahannya terlalu besar untuk penentuan umur absolut daun.


  • Keraguan pada umur bumi 'critics on geochronology

    Daripada berusaha mencoba menemukan metode serius untuk menghitung umur Bumi, kaum kreasionis lebih tertarik untuk mengritik metode-metode geokronologi yang dilakukan para ilmuwan mainstream. Padahal, metode radiometri itu telah didasarkan kepada riset selama 50 tahun. Nah, apa yang dihasilkan para kreasionis selama 50 tahun itu ? Sebagian besar hanya kritik dan kritik atas metode radiometri, untuk menentukan bahwa umur Bumi 6000-10.000 tahun pun, seperti yang mereka percayai, mereka tak punya metode serius untuk mengukurnya.

    Apa yang dikemukakan di dalam situs yang dikutip Sdr. Farid di bawah itu sebenarnya berasal dari buku terkenal Henry Morris, bapak kreasionisme, berjudul “Scientific Creationism” (1974). Morris mengemukakan bahwa K/Ar dating untuk lava dari 1801 Hulalalei volcano lava flow berkisar umurnya dari 160 million years - 3 billion years old. Dengan pernyataannya itu, Morris mencoba menjelaskan bahwa betapa buruknya
    metode radiometric dating itu, masakan aliran lava yang keluar tahun 1801 dikatakan berumur 160 juta tahun bahkan 3000 juta tahun. Dengan klaimnya itu, Morris mengatakan bahwa betapa bodohnya ilmuwan yang mempercayai radiometric dating. Orang awam atau bahkan geologist sekalipun yang “malas” mencari tahu lebih jauh akan terpedaya oleh provokasi Morris ini. Hati-hati, selidikilah lebih jauh.

    Morris menyembunyikan sesuatu, ia hanya mengambil apa-apa yang dirasakan mendukung pendapatnya. Dalam buku itu, Morris sebenarnya mengutip sebuah studi oleh Funkhouser dan Norton (1968) dalam Journal of Geophysics Research, vol. 73, hal. 4601 – 4607, “Radiogenic Helium and Argon in Ultramafic Inclusions from Hawaii “ . Morris tidak menuliskan bahwa studi yang dikutipnya itu adalah studi tentang xenolith, bukan studi tentang lava. Xenolith di Hawaii itu adalah fragmen
    batuan asing yang dibawa magma ketika melalui kerak Bumi. Karena xenoliths ini tidak dileburkan secara sempurna oleh magma, maka xenoliths ini jauh lebih tua daripada aliran lava.

    Dengan dating K/Ar pada sebuah sampel, apa yang sebenarnya kita ukur adalah seberapa lama sampel telah ada sejak sampel itu membeku dari keadaan leburnya. Mengapa kita punya kisaran
    umur K/Ar yang sangat lebar pada sampel itu ? Studi itu mengatakan bahwa umur xenoliths tak dapat diukur dengan semestinya oleh metode K/Ar. Funkhouser dan Norton (1968) menulis di jurnal itu bahwa xenoliths tersebut mengandung excess argon yang terperangkap dalam gelembung “udara” di dalam batuan. Argon berlebih ini akan menyebabkan rasio K/Ar tak benar sehingga perhitungan umurnya pun menjadi tak benar. Suatu radiometric dating akan dilakukan setelah serangkaian screening atas sampel dilakukan untuk menghindari kontaminasi, ini merupakan prosedur baku absolute dating.

    Klaim atas asumsi-asumsi
    metode radiometri. Beberapa prasyarat digunakan dalam metode radiometric dating. Ini umumnya meliputi : constancy of decay rate dan kontaminasi (gain atau loss parent/ daughter isotope). Kaum kreasionis seringkali menyerang prasyarat ini sebagai “unjustified assumptions” .

    Rates of radiometric decay didasarkan kepada sifat mendasar materi, seperti probability per unit time suatu partikel keluar dari inti atom. Perubahan signifikan rates of radiometric decay isotopes yang sering dipakai untuk geological dating tak pernah teramati dalam kondisi apa pun. Lihat publikasi Emery (1972 - “Perturbation of nuclear decay rates” - Annual Reviews of Nuclear Science 22, hal. 165-202) yang merupakan survey komprehensif atas hasil-hasil eksperimen dan batas-batas teoretis tentang variasi tingkat peluruhan (decay rates). Di dalam paper itu Emery melaporkan bahwa perubahan-perubahan tingkat peluruhan adalah sesuatu yang tidak relevant dan walaupun terjadi bisa diabaikan. Kalau mau menerima
    umur Bumi begitu muda seperti yang dipercaya kaum kreasionis, maka akan diperlukan perubahan tingkat peluruhan yang luar biasa, yang tidak pernah terjadi, dan yang tidak logis berdasarkan batas-batas teoretis (barangkali ingat prinsip-prinsip mekanika kuantum, “Fermi’s golden rule” pada peluruhan sinar alpha ?).

    Secara ringkas, bisa dikatakan bahwa tak ada orang yang telah menemukan bukti-bukti perubahan dalam fundamental constants, pada akurasi sekitar satu bagian dalam 1011 per tahun. Baik bukti-bukti eksperimen maupun perhitungan- perhitungan teoretis menunjukkan bahwa rates of radioactive decay konstan, tak ada perubahan-perubahan signifikan. Sebaliknya, kalau kita mau mengakui
    umur Bumi yang muda, maka harus telah terjadi accelerated decay 10-20 kali dibandingkan yang ada, dan itu tak ada.

    Tentang kontaminasi. Kebanyakan
    metode radiometri punya check built in yang akan mendeteksi kebanyakan bentuk-bentuk kontaminasi. Benar bahwa beberapa metode dating ( K-Ar dan carbon-14) tidak punya built-in check untuk kontaminasi, dan bila terjadi kontaminasi maka metode-metode ini akan menghasilkan umur-umur yang tak berarti (lihat kasus xenoliths Hawaii di atas). Bila itu terjadi, umur-umur yang dihasilkan tak usah diyakini. Tetapi bila tak ada kontaminasi, umurnya boleh diyakini. Kekurangan built-in check pada kedua metode ini sekarang bisa diupayakan dengan screening yang ketat sebelum dilakukan pengukuran.

    Tentang closed system assumption. Inti atom sebenarnya begitu terlindung dari larger scale effects seperti tekanan dan temperatur tinggi. Meskipun demikian, para ilmuwan geokronologi tak menganggap closed system ini berlaku. Buktinya, mereka memasang built-in check for contamination di banyak
    metode pengukuran radiometri. Mereka mengindahkan yang namanya kontaminasi, dan sebuah kontaminasi tentu akan terjadi di open system. Maka, tuduhan para kaum kreasionis tak punya alasan.

    Umur Bumi memang sudah tua, perkiraan terbaru (Gradstein et al., 2004 – Geologic Time Scale 2004, Cambridge) adalah 4560 juta tahun. Mineral tertua yang terukur sampai sekarang (Wilde et al., 2001 – “Evidence from detrital zircons for the existence of continental crust and oceans on the Earth 4.4 Gyr ago” – Nature 409 (6817), hal. 175-178) adalah sebuah detrital zircon bernama sampel W74, sebuah sampel metaconglomerate dari Jack Hills area, Australia Barat, yang menghasilkan umur absolute (menggunakan metode isotop U-Pb) 4408 +/- 8 juta tahun.

    Radiometric dating telah berkembang sejak awal abad ke-20. Penemuan berbagai radioisotope berbagai unsur (seperti lead, carbon, zircon) yang terjadi di dalam mineral,
    batuan, meteorit, dan fosil, bersama dengan pengukuran kecepatan peluruhannya, telah memampukan pengukuran umur material2 ini. Dan, pengetahuan bahwa Bumi berumur paling tidak 4550 juta tahun telah diketahui sejak 1956, ketika Claire Patterson, ahli fisika Amerika yang terlibat dalam pembuatan bom atom pertama dan ahli radioaktivitas, membandingkan pengukuran radiometri pada meteorit dan mineral-mineral Bumi. Kritik kaum kreasionis pada metode radiometri yang sudah berumur 100 tahun ini tak beralasan.

    Bahwa Alam Semesta kita sudah begitu tua termasuk Bumi yang kita huni ini juga terbukti melalui pengukuran-pengukur an dalam ilmu astronomi dan space sciences lainnya. Melalui pengukuran presisi expansion rate Alam Semesta (Alam Semesta mengembang terus sejak Big Bang) dihitung bahwa Alam Semesta terbentuk 13-14 milyar tahun yang lalu. Perhitungan ini terbukti benar pada tahun 2002 (lihat Astrophysical Journal Letters) ketika NASA’s Hubble Space Telescope, teleskop langit yang melayang di ruang hampa, berhasil menangkap data bintang-bintang bajang putih (white dwarfs) di Galaksi Bima Sakti yang sedang habis terbakar. Bintang2 pucat dan kabur ini tercatat paling tua dan telah menjadi “clockwork stars” untuk mengetahui
    umur Alam Semesta. Ancient white dwarf stars, yang dilihat Hubble ini, dihitung berumur 12 - 13 milyar tahun.

    Karena berdasarkan pengamatan2 Hubble sebelumnya yang menunjukkan bahwa bintang-bintang pertama terbentuk sekitar 1 milyar tahun setelah Alam Semesta lahir dalam Big Bang, maka tepatlah
    umur Alam Semesta yang selama ini diyakini oleh para ilmuwan, yaitu 13-14 milyar tahun, dan Bumi baru terbentuk sekitar 9 milyar tahun setelahnya atau 4,5 milyar tahun yang lalu.

    Objek terukur paling jauh di Alam Semesta adalah Galaksi Abell 1835 IR 1916 (Guiness World Records, 2007) yang terukur oleh pengamatan European Southern Observatory’s Very Large Telescope (VLT) di Chile. Galaksi atau quasar (quasi radio stellar) ini punya indeks redshift 10, yang ekivalen dengan jarak dari Bumi sekitar 13,2 milyar tahun cahaya. Berapa jauh jaraknya dalam km bisa diketahui dengan mengalikan jarak tahun cahaya oleh kecepatan cahaya selama sedetik (300.000 km). Apa artinya ? Artinya adalah Cahaya dari galaksi/quasar ini meninggalkan objek tersebut 13,2 milyar tahun yang lalu. Artinya lagi adalah bahwa Alam Semesta kita memang sangat tua, termasuk Bumi kita di dalamnya.

    Demikian, sebaiknya berhati-hatilah membaca semua publikasi kaum kreasionis. Mereka mungkin kaum fundamentalis agama yang baik (baik dari kalangan Kristen maupun Islam), tetapi yang dikemukakannya kebanyakan adalah pseudo-sains. Mengakui
    umur Alam Semesta dan Bumi yang tua, mengakui evolusi terjadi, tak berarti bahwa kita tak beriman.

  • Pembelahan spontan 238U pada mineral meninggalkan jejak belah yang dapat diperbesar dengan proses pengetsaan. Jumlah jejak pada area tertentu merupakan fungsi dari umur mineral tersebut dan kandungan uraniumnya. Metode pentarikhan jejak belah antara lain digunakan untuk menentukan umur mineral apatit dan zirkon, yang terkandung dalam batuan beku seperti granit. Metode ini memberikan informasi tentang berbagai peristiwa geologi yang ada hubungannya dengan umur mutlak suatu batuan, khususnya tentang sejarah perubahan suhu di masa lampau. Dalam penelitian ini, metode pentarikhan jejak belah digunakan untuk penentuan umur contoh batuan granit asal daerah Sumatera Barat. Proses pengerjaan di laboratorium meliputi penggerusan, pencucian, pemisahan mineral, pengikatan, pemolesan, pengetsaan (etching), pengiradiasian, dan penghitungan umur dengan metode detektor eksternal. Hasil penelitian terhadap contoh granit yang diambil dari Sumatera Barat menunjukkan bahwa umur zirkon SB-36, SB-38, dan SB-47 (SB = Sumatera Barat, 36, 38 dan 47 adalah nomor kode contoh) masing-masing adalah 39,03  1,75; 48,09  2,31 dan 4,74  0,49 juta tahun, termasuk ke dalam umur Tersier Awal-Tersier Akhir.

Thursday, September 24, 2009

gambar gamtek 2nd


ini gambar tugas gamtek yang kedua,,he he he
masih uji coba!!!!
ntar dibenerin lagi....
_met bertugas_

  • Membuat Segilima pada Lingkaran
  1. Buat Lingkaran dengan memakai jangka ( ukuran bebas ) dengan titik pusat O.
  2. Buat garis vertikal dan horizontal yang tampak seperti gambar di atas,,beri tanda A-B untuk garis Vertikal dan C-D untuk garis horizontal.
  3. Tentukan titik tengah dari garis O-A, titik itu s eb agai E.
  4. Tarik garis dari titik E sehingga membagi garis O-A.
  5. Dari titik E tarik garis ke titik A.
  6. Dengan menggunakan jangka buat 1/4 lingkaran dengan jarak E dan A, sehingga memotong garis O-B, titik potong antara O-B beri nama F.
  7. Dari titik A buat lingkaran dengan jarak A dan F ( gunakkan jangka lagi yah!!!), perptongan garis antara lingkaran yang kita buat dengan l ingkaran utama beri nama titik G.
  8. Titik A dan G akan menjadi sisi dari segilima.
  9. Buat lingkaran lagi dengan titik pusat G dan dengan jarak yang sama seperti jarak A-F, yang nantinya terbentuk perptongan garis baru, beri tanda H.
  10. Untuk tiga titik lagi, pengerjaannya sama seperti no.9.

  • Membuat Elips di pada Kubus
  1. Bentuk dulu sebuah kubus (ukuran terserah selera ).
  2. Buat garis diagonal pada setiap ruang pada kubus.
  3. Tentukan titik tengah dari semua rusuk kubus ( ngertikan cara ambil titik tengah tanpa memakai penggaris?).
  4. Dari titik tengah rusuk tersebut tarik garis kesetiap sudut pada kubus.
  5. Buat garis elips ( saya menggunakan mal ), dengan memperhatikan setiap titik tengah pada bangun ruang kubus.
  6. Lakukan cara No.5 Untuk kedua ruang yang lain...

  • Membuat Evolvent ( Rumah Keong )
  1. Buat lingkaran dengan jangka ( ukuran atur-atur weh )
  2. Tentukan garis Vertikal dan Horizontal yang membagi rata lingkaran tersebut.
  3. Tentukan titik-titik yang lain.
  4. Tarik garis kekanan yang tegak lurus dari sumbu vertikal 12 satuan ( 1 satuan = 1/2 jari-jari ) ingat harus tegak lurus membentuk 90 derajat. ( tanpa memakai busur derjat.red)
  5. Lakukan untuk kesebelas titik-titik lainnya dengang jarak 11 satuan, 10 satuan,9 satuan....1 satuan
  6. Setelah semua garis selesai di buat.
  7. Dengan menggunakkan jangka atau mal buat garis dari yang menghubungkan ujung-ujung keduabelas garis tersebut,saya memakai jangka( tampak pada gambar)

good job.
gambar ato potonya agak jelek,maklumlah diambil pake kamera hp,,mesin scan pun belum beli,he he he
Kalo ada yang kurang-kurang ato ga ngerti mohon komentnya!!!
(x(x_(X_x(O_o)x_x)_X)x)

Nb:
Tanpa tutorial cuman liat data2 dari dosen yang tak seberpa itu, selanjutnya kreasi sendiri ( ga penting)!!



Monday, September 21, 2009

vektor

VEKTOR BIDANG [Download]

Mikrometer Sekrup

Komponen Mikrometer Sekrup

Mikrometer memiliki ketelitian sepuluh kali lebih teliti daripada jangka sorong. Ketelitiannya sampai 0,01 mm.
Mikrometer terdiri dari:
- Poros tetap
- Poros geser / putar
- Skala utama
- Skala nonius
- Pemutar
- Pengunci

Fungsi Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda. Misalnya tebal kertas. Selain mengukur ketebalan kertas, mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter kawat yang kecil.

Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup

  1. Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka
  2. Buka rahang dengan cara memutar ke kiri pada skala putar hingga benda dapat masuk ke rahang.
  3. Letakkan benda yang diukur pada rahang, dan putar kembali sampai tepat.
  4. Putarlah pengunci sampai skala putar tidak dapat digerakkan dan terdengar bunyi 'klik'.

Skala Mikrometer Sekrup

Skala pada mikrometer dibagi dua jenis:

  1. Skala Utama, terdiri dari skala : 1, 2, 3, 4, 5 mm, dan seterusnya. Dan nilai tengah : 1,5; 2,5; 3,5; 4,5; 5,5 mm, dan seterusnya.
  2. Skala Putar
    Terdiri dari skala 1 sampai 50

Setiap skala putar berputar mundur 1 putaran maka skala utama bertambah 0,5 mm.
Sehingga 1 skala putar = 1/100 mm = 0,01 mm

Jangka Sorong

Mengukur Diameter Luar Benda

Cara mengukur diameter, lebar atau ketebalan benda:

Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang, masukkan benda ke rahang bawah jangka sorong, geser rahang agar rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.

Mengukur Diameter Dalam Benda

Cara mengukur diameter bagian dalam sebuah pipa atau tabung.

Putarlah pengunci ke kiri, masukkan rahang atas ke dalam benda, geser agar rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.


Mengukur Kedalaman Benda

Cara mengukur kedalaman benda:

Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar tabung, putar pengunci ke kanan.

Skala Utama dan Skala Nonius

Jangka sorong memiliki batas ketelitian 0,1 mm, artinya ketepatan pengukuran dengan alat ini sampai 0,1 mm terdekat.

Jangka sorong memiliki dua macam skala :
- SKALA UTAMA dalam satuan cm.
- SKALA NONIUS dalam satuan mm.

Membaca skala jangka sorong

Cara membaca skala jangka sorong

Mula-mula perhatikan skala nonius yang berimpit dengan salah satu skala utama. Hitunglah berapa skala hingga ke angka nol. Pada gambar, skala nonius yang berimpit dengan skala utama adalah 4 skala. Artinya angka tersebut 0,4 mm. Selanjutnya perhatikan skala utama. Pada skala utama, setelah angka nol mundur ke belakang menunjukkan angka 4.7 cm. Sehingga diameter yang diukur sama dengan 4,7 cm + 0,4 mm = 4,74 cm.

Jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup

Pengukuran Panjang

Ketelitian pengukuran sangat diperlukan dalam mendesain sebuah alat. Kekurangtelitian seringkali membuat alat tersebut tidak berfungsi secara optimal, atau bahkan tidak berfungsi sama sekali.

Coba bayangkan sekrup yang akan dipakai memiliki diameter yang tidak sama dengan pasangannya! Walaupun bedanya hanya 0,01 mm maka keduanya tidak akan dapat dirangkai dengan baik.

Dan apabila sekrup tersebut merupakan salah satu komponen mesin sebuah mobil, apakah mobil tersebut dapat berfungsi normal ?

Jangka sorong dan mikrometer sekrup adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur panjang sebuah benda secara sangat teliti (dalam ukuran mm).

Sunday, September 20, 2009

Manajemen; Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen

Manajemen; Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen
Pengertian Manajemen
Management berasal dari kata latin yaitu “manus” yang artinya “to control by hand” atau “gain result”. Manajemen dapat didefinisikan sebagai “proses perencanaan, pengorganisasian, pengisian staf, pemimpinan, dan pengontrolan untuk optimasi penggunaan sumber-sumber dan pelaksanaan tugas-tugas dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien”.

Manajemen Sebagai Seni, Ilmu, dan Profesi
Ø Manajemen sebagai seni karena manajemen merupakan kekuatan pribadi yang kreatif ditambah dengan skill dalam pelaksanaan pekerjaan.
Ø Manajemen sebagai ilmu karena manajemen adalah bagian dari gagasan manusia tentang kosmos. Selain itu manajemen menggunakan metode ilmiah dalam menjelaskan fenomena manajerial.
Ø Manajemen sebagai profesi karena manajemen merupakan salah satu jenis pekerjaan yang terspesialisasi.

Urgensi Manajemen
- Untuk menjangkau/mencapai tujuan (to reach objective), baik personal maupun organisasional.
- Memelihara keseimbangan antara tujuan-tujuan yang bertentangan.
- Mencapai efisiensi dan efektifitas.

Tujuan Manajemen
- Efisien dalam menggunakan sumber daya.
- Efektif dalam pencapaian tujuan.

Ruang Lingkup Manajemen
I. Lingkungan Luar (Eksternal)
Terdiri dari :
a. Lingkungan Umum, meliputi ekonomi, politik, hukum, sosio kultural (budaya), teknologi, dimensi internasional (seperti globalisasi dan paham ekonomi), dan kondisi lingkungan alam.
b. Lingkungan Khusus (Tugas), meliputi pemilik (stockholder), customer, klien, pemasok (suplier), pesaing, suplai tenaga kerja, badan pemerintah, lembaga keuangan, media, dan serikat pekerja.

II. Lingkungan Dalam (Internal)
Terdiri dari :
• Manusia (specialized dan manajerial personal).
• Finansial (sumber, alokasi, dan control dana).
• Fisik (gedung, kantor, dll.).
• Sistem dan Teknologi.
• Sistem Nilai dan Budaya Organisasi.
Untuk mengukur dan menganalisis lingkungan ini digunakan analisis SWOT.

Jenis-Jenis Manajemen
Ada dua jenis manajemen yang ditekankan di sini :
- Manajemen Administratif (Proses), adalah sistem manajemen tradisional yang menitikberatkan pada manajer manajer dan tindakannya dari pada struktur organisasi secara menyeluruh.
- Manajemen Kooperatif (Sinergi), adalah sistem manajemen yang menitikberatkan pada kerjasama antar struktur atau bidang dalam organisasi, pegawai, dan lingkungannya.
Fungsi-Fungsi Manajemen
Ada banyak pendapat para pakar manajemen tentang fungsi-fungsi manajemen. Kadang kala mereka berbeda pada beberapa item fungsi manajemen. Namun disini dicoba untuk menggabungkan banyak pendapat dari pakar manajemen yang dirasa bertautan antara salah satu fungsi dengan fungsi lainnya.

1. Forecasting
Forecasting adalah peramalan tentang kondisi-kondisi di masa depan yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi
Arti masa depan secara sederhana dan tepat adalah perubahan. Masa depan itu adalah perubahan. Oleh karena itu masa depan mempunyai beberapa karakteristik, yakni :
- Pasti beda dengan sekarang.
- Penuh dengan ketidakpastian.
- Tidak dapat direkayasa.
- Tidak dapat dikendalikan.
- Perubahan yang terjadi semakin cepat.
- Paradoks dengan keinginan manusia.
Perubahan dipicu oleh beberapa faktor :
- Teknologi, kiat mengerjakan sesuatu berdasarkan logika rasional.
- Ekonomi, prilaku mendayagunakan sumber dalam memenuhi kebutuhan hidup (kepuasan).
- Sosial, hubungan dalam masyarakat.
- Politik, pengelolaan kekuasaan dan kekuatan.

2. Planning (Perencanaan)
Planning adalah suatu proses penetapan tujuan yang akan dicapai dan memutuskan strategi dan taktik untuk mencapainya.
Karakteristik tujuan yang efektif :
- Spesifik dan dapat dimengerti.
- Dapat diukur.
- Punya kerangka waktu tertentu.
- Singkat.
- Standar.
- Realistik.
- Fleksibel.
- Dapat diterima.
Tujuan perencanaan:
- Meningkatkan fokus dan fleksibelitas.
- Meningkatkan koordinasi.
- Meningkatkan kontrol.
- Memperbaiki manajemen waktu.
- Agar perubahan yang terjadi di masa depan tidak terlalu berbeda dari tujuan organisasi.
- Problem Solving.

3. Decision Making (Pengambilan Keputusan)
Decision Making adalah menentukan pilihan diantara beberapa alternatif untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan organisasi.

4. Budgeting (Penganggaran)
Budgeting adalah anggaran pendapatan dan pengeluaran yang teratur yang meliputi semua tahap kegiatan untuk suatu jangka waktu tertentu.

5. Staffing (Pengisian Staff)
Staffing adalah kegiatan organisasi memenuhi sumber daya manusianya.
Secara skematis staffing dapat di gambarkan sebagai berikut :
Perencanaan SDM – Rekruitmen – Seleksi – Orientasi dan Penempatan – Pengembangan – Penilaian Kinerja – Kompensasi – Hubungan Ketenagakerjaan.

6. Pelaksanaan
Fungsi pelaksanaan seringkali dibagi dalam tiga fungsi :
- Pemimpinan, menyalurkan semua kemampuan individu pada aktifitas organisasi demi mencapai tujuan.
- Pengarahan, menyelia-memotivasi-mendelegasikan-menilai kinerja.
- Koordinasi, integrasi dari kegiatan-kegiatan individu dan unit-unit ke dalam suatu usaha bersama ke arah tujuan organisasi.

7. Controlling (Pengawasan)
Controlling adalah proses pemonitoran kegiatan organisasional untuk mengetahui apakah kinerja aktual sesuai dengan standar dan tujuan yang diharapkan.
Tahap-tahap dalam controlling :
- Tetapkan standar.
- Monitor dan ukur kinerja aktual.
- Bandingkan hasil kinerja aktual dan standar.
- Ambil tindakan perbaikan dan buat penyesuaian.

8. Evaluasi.
Evaluasi adalah upaya untuk menilai proses pelaksanaan rencana berdasarkan rencana yang telah dibuat.
Objek evaluasi :
- Kendala-kendala dan penyimpangan.
- Hasil.
Secara sederhana kesemua fungsi manajemen itu terangkum dalam apa yang dikemukan George R. Terry dalam POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling).
Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain, seseorang atau kelompok, agar berprilaku dan berbuat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Kepemimpinan merupakan inti dari manajemen karena kepemimpinan merupakan motor penggerak bagi sumber-sumber dan alat-alat (manusia dan sumber daya lainnya) dalam suatu organisasi.
Namun ada juga yang menarik garis perbedaan antara kepemimpinan dan manajemen. Kepemimpinan adalah mengerjakan hal-hal yang benar; manajemen adalah mengerjakan segalanya dengan benar.
Dalam setiap organisasi terdapat tiga tingkatan kelompok pemimpin, yakni Top Management, Middle Management, dan Lower Management.
Setiap pemimpin pada tingkat apapun ia bekerja selalu memerlukan dua jenis keterampilan; technical skill dan managerial skill. Aksioma yang berlaku dalam bidang ini ialah semakin tinggi kedudukan seseorang di dalam organisasi, ia semakin kurang memerlukan technical skill dan semakin banyak menggunakan managerial skill. Demikian sebaliknya.
Semakin tinggi kedudukan seseorang di dalam organisasi ia harus semakin menjadi seorang “generalist”, semakin rendah kedudukan seseorang di dalam organisasi ia harus menjadi “specialist

Sifat- Sifat Seorang Pemimpin Yang Baik
1. Memiliki kondisi fisik yang sehat.
2. Berpengetahuan luas. Berpengetahuan luas tidak selalu dapat diidentikkan dengan berpendidikan tinggi. Berpengetahuan luas menyangkut wawasan dan visi, tidak terjebak hanya pada bidang keahliannya saja.
3. Mempunyai keyakinan dan percaya diri yang tinggi.
4. Mengetahui dengan jelas sifat hakiki dan kompleksitas tujuan yang hendak dicapai.
5. Memiliki stamina (daya kerja) dan entusiasme yang besar.
6. Gemar dan cepat mengambil keputusan.
7. Ojektif.
8. Adil dalam perlakuan terhadap bawahan.
9. Menguasai prinsip-prinsip human relations.
10. Menguasai teknik-teknik berkomunikasi.
11. Dapat bertindak sebagai penasehat, guru, dan kepala terhadap bawahan; tergantung situasi dan masalah yang dihadapi.
12. Mempunyai gambaran yang menyeluruh tentang semua aspek kegiatan organisasi.

Tipe-Tipe Pemimpin
1. Tipe Otokratis
- Menganggap organisasi sebagai milik pribadi.
- Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
- Bawahan sebagai alat semata.
- Tidak bisa menerima kritik, saran, dan pendapat.
- Terlalu bergantung pada kekuasaan formalnya.
- Sering menggunakan approach yang mengandung unsur paksaan dan punitif.

2. Tipe Militeristik
- Menggerakkan bawahan dengan sistem perintah.
- Menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya.
- Formalitas yang berlebih-lebihan.
- Menuntut disiplin tinggi yang kaku dari bawahan.
- Sukar menerima kritik.
- Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

3. Tipe Paternalistik
- Menganggap bawahan manusia yang tidak dewasa.
- Bersikap terlalu melindungi (overly protective).
- Jarang memberi kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan, inisiatif, dan mengembangkan daya kreasi dan fantasinya.
- Sering bersikap maha tahu.

4. Tipe Kharismatik
Belum ada teori yang bisa menjelaskan kenapa seorang pemimpin mempunyai kharisma. Kekayaan, umur, kesehatan, dan profil tidak dapat digunakan sebagai kriteria untuk kharisma. Maka hanya sering pemimpin tipe ini dianggap diberkahi kekuatan gaib (supernatural powers).
Pemimpin dengan tipe ini mempunyai daya tarik yang amat besar dan umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar.

5. Tipe Demokratis
- Dalam menggerakkan bawahan bertitik tolak dari pendapat manusia adalah makhluk mulia.
- Mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi para bawahannya.
- Senang menerima saran, pendapat, bahkan kritik.
- Mengutamakan kerjasama (teamwork).
- Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif dan mengembangkan daya kreasi, biar salah setelah itu dievaluasi dan diperbaiki.
- Berusaha menjadikan bawahannya lebih sukses.
- Senantiasa mengembangkan kapasitas pribadinya sebagai pemimpin.

Teori Munculnya Seorang Pemimpin
1. Teori Genetis
Teori ini menjelaskan bahwa “leaders are born and not made”.

2. Teori Sosial
Teori ini menjelaskan bahwa “leaders are made and not born”.

3. Teori Ekologis
Teori ini menggabungkan sifat-sifat positif dari kedua teori di atas, bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman.

Sumber :
http://kherysudeska.blogspot.com/